Monday, December 8, 2008

Pakandayu Road To Pesona Budaya dan Pariwisata Kota Malang






Sebuah pengalaman baru bagi perwakilan Kakang Mbakyu Kota Malang 2008 yang ikut serta dalam perjalanan mempromosikan aset wisata Kota Malang pada tanggal 22 November kemarin. Rombongan yang berangkat beserta para penari, kru pendukung, dan perwakilan dari Dinas Parinkom Kota Malang meninggalkan Kota Malang pada tanggal 20 November setelah acara pelepasan kontingen di Balai Kota Malang. Sejumlah perlengkapan yang dibutuhkan selama acara, termasuk juga barang-barang untuk pemeran sengaja dipersiapkan dari Malang.
Perjalanan yang memakan waktu cukup lama tersebut langsung terobati melihat persiapan-persiapan yang telah dilakukan oleh pihan Anjungan Jawa Timur TMII. Acara penyambutan kontingen yang harusnya dilakukan pada siang hari terpaksa dibatalkan karena keterlambatan kontingen hingga sore hari. Tapi semua itu tidak menyurutkan semangat para penari, penata musik, dan kru pendukung untuk melanjutkan gladi kotor dan gladi resik. Perwakilan Kakang dan Mbakyu 2008 juga turut andil dalam persiapan acara yang berlangsung hingga malam hari itu. Usai menuntaskan gladi resik, para penari, penata musik, dan kru pendukung dipersilahkan untuk beristirahat di kamar-kamar yang telah disediakan.


Pada hari H, penari dan penata musik masih digembleng lagi dengan persiapan-persiapan yang lebih mendalam agar acara yang berlangsung pada malam harinya dapat berlangsung dengan sangat baik, tanpa kesalahan yang berarti, dan untuk memuaskan para tamu yang hadir. Dan tepat pukul 20.00 acaranya yang dibuka oleh Tari Monel mampu membius para penonton yang hadir, termasuk juga para duta besar yang hadir. Tarian berikutnya adalah Tari Emban Edreg yang dapat mengundang tawa para penontonnya. Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Walikota Malang dan pada puncak acara, sebuah sendratari hasil garapan Winarto, S.Sn ini disajikan dengan kesan tersendiri.
Selepas acara yang telah dipersiapkan selama 2 bulan lebih itu, perwakilan Kakang dan Mbakyu, para penari, penata musik, dan kru pendukung mendapatkan kesempatan untuk menikmati keindahan TMII. Mulai dari museum tempat penyimpanan barang-barang koleksi milik Presiden Pertama RI hingga mendapat kesempatan menonton di Teater Keong Mas. Dan selepas makan siang tanggal 23 November, rombongan meninggalkan Jakarta dengan segudang pengalaman baru. Tentunya dengan rasa bangga telah berhasil menyajikan sajian khas Kota Malang di hadapan duta besar negara sahabat. Perjalanan menuju Malang-pun, terhenti sejenak di Kota Jogjakarta untuk memberikan kesempatan rombongan membeli buah tangan khas Jogjakarta. Perjalananpun kembali dilanjutkan dan tiba di Kota Malang tercinta pada tanggal 24 November pukul 19.30 WIB. (taa)

No comments:

Post a Comment